Jumat, 08 Juni 2012

KONFIGURASI PIN AT MEGA 8535


Gambar Deskripsi Pin AT Mega 8535



Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535

Ø   VCC (power supply)
Ø   GND (ground)
Ø   Port A (PA7..PA0)

Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter. Port A juga berfungsi sebagai suatu Port I/O 8-bit dua arah, jika A/DKonverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakanresistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).Port A output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetrisdengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pinPA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal ditarikrendah, pin – pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakalasuatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

Ø   Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port B yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

Ø   Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port C yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

Ø   Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internalpull-up (yang dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffermempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sinktinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin port D yangsecara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pullupdiaktifkan. Pin Port D adalah tri-stated manakala suatu kondisi
reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

Ø   RESET (Reset input)
Ø   XTAL1 (Input Oscillator)

Ø  XTAL2 (Output Oscillator) AVCC adalah pin penyedia tegangan untuk port A dan A/D Konverter
Ø  AREF adalah pin referensi analog untuk A/D konverter.

ARSITEKTUR MIKROKONTROLLER AT MEGA 8535


SISTEM MINIMUM AT MEGA 8535



Gambar : Sistem Minimum AT Mega 8535

Sistem diatas bekerja sebagai berikut:
Kapasitor C1 dan Resistor R1 digunakan untuk sistem Reset, saat pertama suplay diberikan ke mikrokontroler maka kaki 9 akan berlogika 1, selama 2 siklus mesin. Setelah itu pin 9 akan berlogika 0 kembali. Proses seperti ini bisa terjadi berdasarkan proses pengisian dan pengosongan kapasitor.
Kapasitor C2 dan C3, dipasang bersamaan dengan keramik resonator (x-tal) untuk menghasilkan Clock internal. Nilai dari clok ini tergantung dari keramik resonator (x-tal) yang diberikan

SISTEM CLOCK
Mikrokontroler, mempunyai sistem pewaktuan CPU, 12 siklus clock. Artinya setiap 12 siklus yang dihasilkan oleh ceramic resonator maka akan menghasilkan satu siklus mesin. Nilai ini yang akan menjadi acuan waktu operasi CPU. Untuk mendesain sistem mikrokontroler kita memerlukan sistem clock, sistem ini bisa di bangun dari clock eksternal maupun clock internal. Untuk clock internal, kita tinggal memasang komponen seperti di bawah ini:
Gambar : Sistem Clock

Organisasi memori AVR ATMega8535
AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Sebagai tambahan, ATmega8535memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk penyimpanan data. Semuatiga ruang memori adalah reguler dan linier.

Memori Data
Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register umum,64 buah register I/O,dan 512 byte SRAM Internal.Register keperluan umum menempati space data pada alamatterbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus unutk
menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register tersebutmerupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsiterhadap berbagai peripheral mikrokontroler, seperti kontrol register,timer/counter, fungsi – fungsi I/O, dan sebagainya. Register khususalamat memori secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2. Alamatmemori berikurnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi$60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar : Konfigurasi Data AVR AT Mega 8535

Memori Program
ATmega8535 berisi 8K bytes On-Chip di dalam sistem Memoriflash Reprogrammable untuk penyimpanan program. Karena semuaAVR instruksi adalah 16 atau 32 bits lebar, Flash adalah berbentuk 4K x16. Untuk keamanan perangkat lunak, Flash Ruang program memori adalah dibagi menjadi dua bagian, bagian boot program dan bagian aplikasi program dengan alamat mulai dari $000 sampai $FFF.Flash Memori mempunyai suatu daya tahan sedikitnya 10,000write/erase Cycles. ATmega8535 Program Counter (PC) adalah 12 bitlebar, alamat ini 4K lokasi program memori.


Gambar : Memori Program AT Mega 8535

Port Sebagai Input / Output Digital
ATmega8535 mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bi-directional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’ mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam regiter DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi
sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1)atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah yang sama. Maka harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Lebih detil mengenai port ini dapat dilihat pada manual datasheet dari IC ATmega8535.

Konfigurasi Pin Port


Bit 2 – PUD : Pull-up Disable
Bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up (DDxn=0, PORTxn=1).

AKSES PORT
Gambar : Menyalakan Lampu di PORT C
Prinsip kerja Hardware, yaitu saat kita memberikan logika 0 pada port C maka kita akan mendapatkan led menyala. Hal ini dikarenakan terjadi perbedaan tegangan pada kaki anoda dan katoda, saat kita memberikan logika 1, maka Led akan padam karena disana kita menggunakan conmmon anoda yang terhubung dengan VCC.

Contoh Programnya:
1. Program Menghidupkan LED di PORTC
//Prog1: Menghidupkan LED di PortC
#include
void main()
{
DDRC=0xff; // inisialisasi PORTC sebagi keluaran
PORTC=0xF0; // keluarkan data F0 di PORT C (cat:F0=11110000)
}
2. Program Menghidupkan LED
//Prog2: Menghidupkan LED1,3,5,7
#include
void main()
{
DDRC=0xff; // inisialisasi PORTC sebagi keluaran
PORTC=0xAA; // keluarkan data AA(hex) ke PORTC cat: AA=10101010
}

3. Program LED Berkedip (memakai delay)
//Prog3: LED berkedip pada Port C
#include
#include
void main()
{
DDRC=0xff;  // inisialisasi PORTC sebagi keluaran
                         while(1) // perulangan yang tidak pernah terpenuhi
                         {
                         PORTC=0x00;
                         delay_ms(1000);
                         PORTC=0xff;
                         delay_ms(1000);
                         }
}

4. Program LED Berjalan
//prog4: LED berjalan
#include
#include
void main()
{   
char urutan[8]={0x01,0x02,0x04,0x08,0x10,0x20,0x40,0x80};
char i;
DDRC=0xff;
PORTC=0Xff;
        while(1)
        {
           for(i=0;i<8;i++)
                {
                PORTC=urutan[i];
                delay_ms(500);
                }
         }
}    
Penjelasan :
ü  #include : Inisialisasi Mikrokontroller yang dipakai
ü  DDRn : Menyiapkan PORTn sebagai Keluaran (0xff) jika masukan (0x00)
ü  PORTn : Keluarkan data di PORTn  
ü  n         : mewakili A,B,C,dan D (PORT)
Karena common Annoda maka pada saat logika “0”, lampu LED akan  menyala. Untuk penggunaan biner, maka penulisannya adalah 0b10101010. Untuk penggunaan Hexa, maka penulisannya adalah 0Xaa

PENEKANAN TOMBOL

Gambar : Penekanan Tombol

Port-port mikrokontroler dilengkapi pull up internal, sehingga kondisi default-nya adalah high. Untuk menjadikan Port ini sebagai input, kita tinggal memberikan logika high atau membiarkannya dalam kondisi default. Jika kita menginginkan sebuah masukan terbaca kita sebaiknya menggunakan masukan berupa sinyal Low. Prinsip kerja Hardware ,saat kita menekan tombol SW maka signal reendah akan dikrim ke PORTB pada mikrokontroler, Dengan demikian port ini akan mempunyai logika sesuai dengan penekanan tombol . Kemudian akan memicu PORTC unruk mengeluarkan data.( Tergantung Programnya bagaimana)
Contoh Programnya:
1. Penekanan Tombol di PORTB
#include

void main(void)
{
                         DDRB=0x00; // PORTB diinisialisasikan sebagai masukan
                         DDRC=PORTB=PORTC=0xff;      
                        
                         while(1)
{
                         if (PINB.0==0) {PORTC=0x5f;}
                         else if
                             (PINB.1==0) {PORTC=0xAf;}
                         else if
                              (PINB.2==0) {PORTC=0x9f;}
                         else if
                               (PINB.3==0) {PORTC=0x6f;}
                         else                    
                         (PORTC=0x0f);
                         }
}
Penjelasan:
ü  DDRC=PORTB=PORTC=0xff;    : PORTC sebagai keluaran. Data di PORTC dan PORTB adalah tinggi semua ( 0xff ). Biner: (11111111).
ü  PINB.0           : Kita bisa mengakses langsung ke PIN PORTB nomor 0   ( catatan: PIN dan PORT berbeda. PIN untuk satu saja kalau PORT untuk keseluruhan PIN. Satu PORT ada 8 PIN )
ü  While (1)         : Dipakai karena agar program mengulang kembali instruksi yang berada di bawahnya. Ciri perulangan while adalah dia akan terus melakukan perulangan karena tidaka akan terpenuhi.
ü  Inti penekanan Tombol adalah Membuat  sebuah PORT menjadi masukan. Dan aksinya tentunya akan dilakukan di PORT yang diset sebagai keluaran.

INTERUPSI
Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut.
Yang harus diperhatikan untuk menguanakan interupsi adalah, kita harus tau sumber-sumber interupsi, vektor layanan interupsi dan yang terpenting rutin lyanan interupsi, yaitu subrutin yang akan dikerjakan bila terjadi interupsi .

            Interrupt Service Routine.
Analoginya adalah sebagai berikut, seseorang sedang mengetik laporan, mendadak telephone berdering dan menginterrupsi orang tersebut sehingga menghentikan pekerjaan mengetik dan mengangkat telephone. Setelah pembicaraan telephone yang dalam hal ini adalah merupakan analogi dari Interrupt Service Routine selesai maka orang tersebut kembali meneruskan pekerjaanya mengetik. Demikian pula pada sistem mikrokontroler yang sedang menjalankan programnya, saat terjadi interrupt, program akan berhenti sesaat, melayani interrupt tersebut dengan menjalankan program yang berada pada alamat yang ditunjuk oleh vektor dari interrupt yang terjadi hingga selesai dan kembali meneruskan program yang terhenti oleh interrupt tadi. Seperti yang terlihat Gambar di bawah, sebuah program yang seharusnya berjalan terus lurus, tiba-tiba terjadi interrupt dan harus melayani interrupt tersebut terlebih dahulu hingga selesai sebelum ia kembali meneruskan pekerjaannya.

Pada AVR terdapat 3 pin interupsi eksternal, yaitu INT0,INT1,dan INT2. Interupsi eksternal dapat dibangkitkan apabila ada perubahan logika atau logika 0 pada pin interupsi Pengaturan kondisi keadaan yang menyebabkan terjadinya interupsi eksternal diatur oleh register MCUCR ( MCU Control Register), yang terlihat seperti gambar ini:
Bit penyusunnya:
·               Bit ISC11 dan ISC10 bersama-sama menentukan kodisi yang dapat menyebakan interupsi eksternal pada pin INT1. keadaan selengkapnya terlihat pada table berikut :
·         Bit ISC01 dan ISC00 bersama-sama menentukan kodisi yang dapat menyebakan interupsi eksternal pada pin INT0. keadaan selengkapnya terlihat pada table berikut :
Pemilihan pengaktifan interupsi eksternal diatur oleh register GICR ( General Interrupt Control Register ) yang terlihat pada gambar berikut :
Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
v  Bit INT1 adalah bit untuk mengaktifkan interupsi eksternal 1. Apabila bit tersebut diberi logika 1 dan bit I pada SREG (status register) juga satu , maka interupsi eksternal 1 akan aktif.
v  Bit INT0 adalah bit untuk mengaktifkan interupsi eksternal 0. Apabila bit tersebut diberi logika 1 dan bit I pada SREG (status register) juga satu , maka interupsi eksternal 0 akan aktif.
v  Bit INT2 adalah bit untuk mengaktifkan interupsi eksternal 2. Apabila bit tersebut diberi logika 1 dan bit I pada SREG (status register) juga satu , maka interupsi eksternal 2 akan aktif.



Contoh Programnya:
//INTERUPSI EKSTERNAL 0  DAN EKSTERNAL 1
#include
void main()
{
DDRC=0xff;
PORTC=0xff;
DDRD=0xff;
PORTD=0xff;
GICR=0b11000000; 
#asm("sei")
while(1)
{;}
}
 interrupt [2] void interupsi_ext0(void)
 {
 PORTC=0xF0;
 }  
 interrupt [3] void interupsi_ext1(void)
 {
 PORTC=0x0F;
 }
Penjelasan :
ü  Angka 2 dan 3 adalah nomor vector intrupsi dapat dilihat pada table di atas.


TIMER/COUNTER
            Timer/Counter pada AT Mega 8535 terdiri dari 3 buah. Yaitu Timer/Counter0 ( 8bit ), Timer/Counter1 ( 16 bit ), dan Timer/Counter2 ( 8 Bit ).
Ø Timer/Counter0
Pengaturan Timer/Counter0 diatur oleh register TCCR0 yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Bit 7 – FOC0: Force Output Compare
Bit 6,3-WGM01:WGM00 : Waveform generation Unit
            Bit mengontrol kenaikan dari konter, sumber nilai maksimum counter, dan tipe dari jenis timer/counter yang dihasilkan, yaitu mode normal,clear timer,mode compare match, dan dua tipe dari PWM. Berikut table setingnya:
Bit 5,4 – COM1:COM00 : Compare Match Output Mode
            Bit tersebut mengontrol pin OC0 (Output Compare pin). Apabila kedua bit itu 0 atau clear, maka pin OC0 berfungsi sebagi pin biasa. Namun, bil;a salah satu bit set, maka fungsi pin tergantung pada setting bit pada WGM00 dan WGM01.  Berikut daftar table seting bit pada WGM00 dan WGM01.
Bit 2,1,0 – CS02,CS01,CS00 : Clock seleck
Ketiga bit tersebut memilih sumber clok yang akan digunakan oleh Timer/Counter . Berikut Tabelnya:



Ø Timer/Counter1
Timer/Counter1 adalah 16 Bit Timer/Counter yang memungkinkan program pewaktuan lebih akurat .
Pengaturan pada Timer/Counter1 diatur melalui Resgister TCCR1A
Register COM1A1: 0 dan COM1B:0 mengontrol kondisi Pin Output Compare (OC1A dan OC1B ). Jika salah satu atauy kedua bit pada register COM1A:0 ditulis menjadi 1 , maka kaki pin OC1A tidak berfungsi normal sebagai I/O. begitu juga pada rekaki OC1B. Fungsi pada pin OC1A dan OC1B tergantung dari seting bit pada register WGM13:0 diset sebagai mode PWM atau mode non PWM.
Bit 3 FOC1A : Force Output Compare untuk chanel A
Bit 2 FOC1B : Force Output Compare untuk chanel B
Bit 1 WGM11:0 : Waveform generation Mode
Dikombinasikan denagn bit WGM13:2 yang terdapat pada register TCCR1B, bit tersebut mengontrol urutan pencacah dari counter, sumber maksimum (TOP) nilai counter, dan tipe gelombang yang dibangkitkan. Mode yang dapat dilakukan antara lain mode normal, mode clear timer on compare Match (CTC) dan tiga tipe mode PWM. Setingan mode dapat dilihat pada table berikut:
Register TCCR1B digunakan juga untuk mengkonfigurasi/seting Timer/Counter1. Khusunya bit WGM13,WGM12.
Untuk penentuan clock bit CS12,CS11,Cs10
Ø Timer/Counter2
Pengaturan Timer/Counter2 diatur oleh register TCCR2 yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Bit 7 – FOC2: Force Output Compare
Bit 6,3-WGM021:WGM20 : Waveform generation Unit
            Bit mengontrol kenaikan dari konter, sumber nilai maksimum counter, dan tipe dari jenis timer/counter yang dihasilkan, yaitu mode normal,clear timer,mode compare match, dan dua tipe dari PWM. Berikut table setingnya:
Bit 5,4 – COM1:COM00 : Compare Match Output Mode
            Bit tersebut mengontrol pin OC0 (Output Compare pin). Apabila kedua bit itu 0 atau clear, maka pin OC0 berfungsi sebagi pin biasa. Namun, bil;a salah satu bit set, maka fungsi pin tergantung pada setting bit pada WGM00 dan WGM01.  Berikut daftar table seting bit pada WGM00 dan WGM01.
Bit 2,1,0 – CS22,CS21,CS20 : Clock seleck
Ketiga bit tersebut memilih sumber clok yang akan digunakan oleh Timer/Counter . Berikut Tabelnya:

Register TIMSK dan TIFR
Bit0 – Timer/Counter0 Overflow Interrupt Enable
jika bit tersebut diberi logika satu dan I SREG juga set, maka bisa dilakukan enable interupsi overflow Timer/Counter0
Bit1- Timer/Counter0 Output Compere Match Interrupt Enable
jika bit tersebut diberi logika satu dan I SREG juga set, maka bisa dilakukan enable Interupsi Output Compere Match
Bit2- Timer/Counter1 Overflow Interrupt Enable
   jika bit tersebut diberi logika satu dan I SREG juga set, maka bisa dilakukan enable interupsi overflow Timer/Counter1
Bit3-

Bit0 – Timer/Counter0 Overflow Flag
Bit akan bernilai satu jika Timer/Counter0 Overflow. Bit dapat dinolkan lagi dengan memberikan logika satu ke bit Flag ini.
Bit1- Output Comapre Flag 0
            Bit akan berniali satu jika nilai pada Timer/Counter0 sama dengan nilai pada OCR0 –Output Comapre








Contoh program COUNTER:
//COUNTER 0 DITAMPILKAN KE PORTC
#include
void main()
{
PORTC=0xFF;
DDRC=0xFF;
PORTB=0XFF;
DDRB=0; 
TCCR0=0b00000110;
TCNT0=0; 
while(1)
{PORTC=~TCNT0;}
}


TIMER0
#include

unsigned char led=0xfe;

void main (void)
{         
            DDRC=0xff;  // port C sebagai output    
            PORTC=led;              
            TCNT0=0x00; // setting inisial counter0
            TCCR0=0x05;     // setting skala clock
            TIMSK=0x01;     // aktifkan interrupt timer0
            TIFR=0x00;      // hapus bendera interrupt timer0

            #asm ("sei");
                       
            while(1)
            {PORTC=led;} 
                                   

 }        

interrupt [TIM0_OVF] void timer0_overflow(void)
{      

            TCNT0=0x00; // setting inisial counter0
            led<<=1;        // geser data led ke kiri 1 kali  
            led|=1;         // led di-OR-kan dengan data 1
            if (led==0xff) {led=0xfe;}
//          else {led=0xff;}
           
            PORTC=led; // keluarkan data led ke port C
}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar