Jumat, 07 Januari 2011

commad mikrotik

Source Text (max 1000 characters)
MikroTik RouterOS System Resource Management Document revision 26-Mar-2002 This document applies to the MikroTik RouterOS v2.4 and v2.5 Overview MikroTik RouterOS offers several features for monitoring and managing the system resources. Most of the system resource management tools are grouped under the /system menu. The user management, logging feature and some other system features are described in separate manuals. Contents of the Manual The following topics are covered in this manual: * System Resource Monitor * Reboot and Shutdown * Configuration Reset * Router Identity * Date and Time Settings * Configuration Change History System Resource Monitor System Resource Monitor can be accessed under the /system resource menu: [MikroTik] system resource> monitor Monitor CPU and memory usage irq Interrupt Request usage information io Input/Output ports usage information print Print basic system resources information get get value

Since machine translation is not as good as human translation, we give you three alternative translations. Feel free to choose the best. Please wait a moment while loading the result.

English to Indonesian (Alternative 1)
MikroTik RouterOS Sistem Manajemen Sumberdaya Dokumen revisi 26-Mar-2002 Dokumen ini berlaku untuk MikroTik RouterOS v2.4 dan v2.5 Sekilas MikroTik RouterOS menawarkan beberapa fitur untuk memantau dan mengelola sumber daya sistem. Sebagian besar sumber daya aplikasi sistem manajemen dikelompokkan dalam sistem menu. Pengguna manajemen, fitur logging dan beberapa fitur sistem lainnya yang dijelaskan dalam manual terpisah. Isi Manual topik berikut akan dibahas dalam panduan ini: * System Resource Monitor * Reboot dan Shutdown * * Router Konfigurasi Reset Identity * Tanggal dan Waktu Pengaturan * Konfigurasi Sistem Riwayat Perubahan Sistem Sumber Daya Monitor Resource Monitor dapat diakses di bawah sumber daya sistem Menu / : [MikroTik]> sumber daya sistem monitor Monitor CPU dan penggunaan memori irq Interrupt Permintaan informasi penggunaan io Input / Output port penggunaan informasi cetak Cetak sumber daya sistem informasi dasar dapat skor

English to Indonesian (Alternative 2)
Revisi dokumen pengelolaan sumber daya sistem MikroTik 26-Mar-2002 Dokumen RouterOS ini berlaku untuk MikroTik RouterOS v2.4 dan v2.5 MikroTik RouterOS Tinjauan menawarkan beberapa fitur untuk memantau dan mengelola sumber daya sistem. Kebanyakan alat untuk sumber daya sistem pengelolaan dikelompokkan dalam menu / sistem. Pengguna manajemen, fungsionalitas logging dan beberapa fitur lain dari sistem ini adalah dijelaskan dalam manual terpisah. Isi Manual topik-topik berikut ini tercakup dalam manual ini: * Monitor sumber daya sistem * * Berangkat dan restart reset router * identitas * Pengaturan tanggal dan waktu * mengubah sejarah konfigurasi monitor sistem sumber daya sumber daya sistem monitor tersedia dalam menu sumber daya / sistem: [MikroTik]> sumber daya sistem monitor Monitor CPU dan penggunaan memori menggunakan IRQ Interrupt Permintaan informasi penggunaan port io informasi masuk / akses informasi keluar di pangkalan sumber daya sistem Cetak mencetak mendapatkan nilai

English to Indonesian (Alternative 3)
sumber daya tinjauan Dokumen sistem manajemen MikroTik RouterOS 26-Mar-2002, dokumen ini berlaku untuk MikroTik RouterOS v2.4 dan v2.5 gambaran MikroTik RouterOS menawarkan beberapa fitur untuk memantau dan mengelola sumber daya sistem. alat manajemen sumber daya sistem Sebagian besar dikelompokkan di bawah menu sistem. Pengguna manajemen, peran mendaftar dan beberapa fitur sistem lainnya yang dijelaskan dalam manual terpisah. Isi Manual Manual ini meliputi topik-topik berikut: * System Resource Monitor * * Reset restart, dan shutdown konfigurasi router * identitas * pengaturan tanggal dan waktu * Monitor sistem konfigurasi mengubah sejarah sumber daya Resource Monitor dapat mengakses menu sumber daya sistem, sistem sumber daya [MikroTik] algoritma monitor Monitor CPU dan memori informasi penggunaan menggunakan IRQ Interrupt Request port io penggunaan informasi yang masuk / keluar informasi pencetakan sumber daya sistem dasar Cetak bisa mendapatkan nilai

tgs,,,,,,,,,,,,, ku

Perintah mikrotik sebenarnya hampir sama dengan perintah yang ada dilinux,
sebab pada dasarnya mikrotik ini merupakan kernel Linux, hasil pengolahan
kembali Linux dari Distribusi Debian. Pemakaian perintah shellnya sama,
seperti penghematan perintah, cukup menggunakan tombol TAB di keyboard
maka perintah yang panjang, tidak perlu lagi diketikkan, hanya ketikkan
awal nama perintahnya, nanti secara otomatis Shell akan menampilkan sendiri
perintah yang berkenaan. Misalnya perintah IP ADDRESS di mikrotik. Cukup
hanya mengetikkan IP ADD spasi tekan tombol TAB, maka otomatis shell
akan mengenali dan menterjemahkan sebagai perintah IP ADDRESS.
Baiklah kita lanjutkan pengenalan perintah ini.
Setelah login, cek kondisi interface atau ethernet card.
–[1]– Melihat kondisi interface pada Mikrotik Router
[admin@Mikrotik] > interface print
Flags: X – disabled, D – dynamic, R – running
#    NAME                         TYPE             RX-RATE    TX-RATE    MTU
0  R ether1                        ether            0          0          1500
1  R ether2                       ether            0          0          1500
[admin@Mikrotik]>
Jika interfacenya ada tanda X (disabled) setelah nomor (0,1), maka periksa lagi
etherned cardnya, seharusnya R (running).
a. Mengganti nama interface
[admin@Mikrotik] > interface(enter)
b. Untuk mengganti nama Interface ether1 menjadi Public (atau terserah namanya), maka
[admin@Mikrotik] interface> set 0 name=Public
c. Begitu juga untuk ether2, misalkan namanya diganti menjadi Local, maka
[admin@Mikrotik] interface> set 1 name=Local
d. atau langsung saja dari posisi root direktori, memakai tanda “/”, tanpa tanda kutip
[admin@Mikrotik] > /interface set 0 name=Public
e. Cek lagi apakah nama interface sudah diganti.
[admin@Mikrotik] > /interface print
Flags: X – disabled, D – dynamic, R – running
#    NAME                         TYPE             RX-RATE    TX-RATE    MTU
0  R Local                        ether            0          0          1500
1  R Public                       ether            0          0          1500
–[2]– Mengganti password default
Untuk keamanan ganti password default
[admin@Mikrotik] > password
old password: *****
new password: *****
retype new password: *****
[admin@ Mikrotik]]>
–[3]– Mengganti nama hostname
Mengganti nama Mikrotik Router untuk memudahkan konfigurasi, pada langkah ini
nama server akan diganti menjadi “routerku”
[admin@Mikrotik] > system identity set name=routerku
[admin@routerku]>
–[4]– Setting IP Address, Gateway, Masqureade dan Name Server
–[4.1]– IP Address
Bentuk Perintah konfigurasi
ip address add address ={ip address/netmask} interface={nama interface}
a. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan Public akan kita gunakan untuk
koneksi ke Internet dengan IP 192.168.1.2 dan Local akan kita gunakan untuk network LAN
kita dengan IP 192.168.0.30 (Lihat topologi)
[admin@routerku] > ip address add address=192.168.1.2
netmask=255.255.255.0 interface=Public comment=”IP ke Internet”
[admin@routerku] > ip address add address=192.168.0.30
netmask=255.255.255.224 interface=Local comment = “IP ke LAN”
b. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan
[admin@routerku] >ip address print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
#   ADDRESS            NETWORK         BROADCAST       INTERFACE
0   ;;; IP Address ke Internet
192.168.0.30/27   192.168.0.0    192.168.0.31      Local
1   ;;; IP Address ke LAN
192.168.1.2/24    192.168.0.0    192.168.1.255     Public
[admin@routerku]>
–[4.2]– Gateway
Bentuk Perintah Konfigurasi
ip route add gateway={ip gateway}
a. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah
192.168.1.1
[admin@routerku] > /ip route add gateway=192.168.1.1
b. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers
[admin@routerku] > ip route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf
#     DST-ADDRESS     PREFSRC       G GATEWAY        DISTANCE   INTERFACE
0 ADC 192.168.0.0/24   192.168.0.30                             Local
1 ADC 192.168.0.0/27  192.168.1.2                               Public
2 A S 0.0.0.0/0                     r 192.168.1.1               Public
[admin@routerku]>
c. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar
[admin@routerku] > ping 192.168.1.1
192.168.1.1  64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
192.168.1.1  64 byte ping: ttl=64 time<1 ms
2 packets transmitted, 2 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0/0.0/0 ms
[admin@routerku]>
–[4.3]– NAT (Network Address Translation)
Bentuk Perintah Konfigurasi
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-inteface={ethernet
yang langsung terhubung ke Internet atau Public}
a. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar
client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.
[admin@routerku] > ip firewall nat add chain=scrnat out-interface=Public action=masquerade
[admin@routerku]>
b. Melihat konfigurasi Masquerading
[admin@routerku] ip firewall nat print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
0   chain=srcnat out-interface=Public action=masquerade
[admin@routerku]>
–[4.4] Name server
Bentuk Perintah Konfigurasi
ip dns set primary-dns={dns utama} secondary-dns={dns ke dua}
a. Setup DNS pada Mikrotik Routers, misalkan DNS dengan Ip Addressnya
Primary = 202.134.0.155, Secondary = 202.134.2.5
[admin@routerku] > ip dns set primary-dns=202.134.0.155 allow-remoterequests=yes
[admin@routerku] > ip dns set secondary-dns=202.134.2.5 allow-remoterequests=yes
b. Melihat konfigurasi DNS
[admin@routerku] > ip dns print
primary-dns: 202.134.0.155
secondary-dns: 202.134.2.5
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 16KiB
[admin@routerku]>
c. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain
[admin@routerku] > ping yahoo.com
216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms
[admin@routerku]>
Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.
Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika
berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi Mikrotik Router sebagai Gateway
server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox yang
bisa di download dari Mikrotik.com atau dari server mikrotik kita. Misal Ip address server
mikrotik kita 192.168.0.30, via browser buka http://192.168.0.30. Di Browser akan ditampilkan
dalam bentuk web dengan beberapa menu, cari tulisan Download dan download WinBox dari situ.
Simpan di local harddisk. Jalankan Winbox, masukkan Ip address, username dan password.
–[5]– DHCP Server
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu program yang
memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server,
sehingga PC Client tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres. DHCP memudahkan administrator
untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client.
Bentuk perintah konfigurasi
ip dhcp-server setup
dhcp server interface = { interface yang digunakan }
dhcp server space = { network yang akan di dhcp }
gateway for dhcp network = { ip gateway }
address to give out = { range ip address }
dns servers = { name server }
lease time = { waktu sewa yang diberikan }
Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup
dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :
a. Tambahkan IP address pool
/ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.1-192.168.0.30
b. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client.
Pada contoh ini networknya adalah 192.168.0.0/27 dan gatewaynya 122.168.0.30
/ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/27 gateway=192.168.0.30 dns-server=192.168.0.30
comment=”"
c. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface Local )
/ip dhcp-server add interface=local address-pool=dhcp-pool
d. Lihat status DHCP server
[admin@routerku] > ip dhcp-server print
Flags: X – disabled, I – invalid
# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP
0dhcp1 Local
Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih
dahulu pada langkah e.
e. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya
/ip dhcp-server enable 0
kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti
sudah aktif
f. Tes Dari client
Misalnya :
D:>ping www.yahoo.com
–[6]– Transparent Proxy Server
Proxy server merupakan program yang dapat mempercepat akses ke suatu web
yang sudah diakses oleh komputer lain, karena sudah di simpan didalam
caching server.Transparent proxy menguntungkan dalam management client,
karena system administrator tidak perlu lagi melakukan setup proxy di
setiap browser komputer client karena redirection dilakukan otomatis di sisi
server.
Bentuk perintah konfigurasi :
a. Setting web proxy :
- ip proxy set enable=yes
port={ port yang mau digunakan }
maximal-client-connections=1000
maximal-server-connections=1000
- ip proxy direct add src-address={ network yang akan di
NAT} action=allow
- ip web-proxy set parent-proxy={proxy parent/optional}
hostname={ nama host untuk proxy/optional}
port={port yang mau digunakan}
src-address={ address yang akan digunakan untuk koneksi
ke parent proxy/default 0.0.0.0}
transparent-proxy=yes
max-object-size={ ukuran maximal file yang akan disimpan
sebagai cache/default 4096 in Kilobytes}
max-cache-size= { ukuran maximal hardisk yang akan
dipakai sebagai penyimpan file cache/unlimited
| none | 12 in megabytes}
cache-administrator={ email administrator yang akan digunakan
apabila proxy error, status akan dikirim
ke email tersebut}
enable==yes
Contoh konfigurasi
——————-
a. Web proxy setting
/ ip web-proxy
set enabled=yes src-address=0.0.0.0 port=8080
hostname=”proxy.routerku.co.id” transparent-proxy=yes
parent-proxy=0.0.0.0:0 cache-administrator=”support@routerku.co.id”
max-object-size=131072KiB cache-drive=system max-cache-size=unlimited
max-ram-cache-size=unlimited
Nat Redirect, perlu ditambahkan yaitu rule REDIRECTING untuk membelokkan
traffic HTTP menuju ke WEB-PROXY.
b. Setting firewall untuk Transparant Proxy
Bentuk perintah konfigurasi :
ip firewall nat add chain=dstnat
protocol=tcp
dst-port=80
action=redirect
to-ports={ port proxy }
Perintahnya:
——————————————————————————–
/ ip firewall nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080
comment=”" disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080
comment=”" disabled=no
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8000 action=redirect to-ports=8080
——————————————————————————–
perintah diatas dimaksudkan, agar semua trafik yang menuju Port 80,3128,8000
dibelokkan menuju port 8080 yaitu portnya Web-Proxy.
CATATAN:
Perintah
/ip web-proxy print { untuk melihat hasil konfigurasi web-proxy}
/ip web-proxy monitor { untuk monitoring kerja web-proxy}
–[7]– Bandwidth Management
QoS memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan pelayanan
yang baik pada client. Untuk itu kita memerlukan bandwidth management
untuk mengatur tiap data yang lewat, sehingga pembagian bandwidth menjadi
adil. Dalam hal ini Mikrotik RouterOs juga menyertakan packet software
untuk memanagement bandwidth.
Bentuk perintah konfigurasi:
queue simple add name={ nama }
target-addresses={ ip address yang dituju }
interface={ interface yang digunakan untuk melewati data }
max-limit={ out/in }
Dibawah ini terdapat konfigurasi Trafik shaping atau bandwidth management
dengan metode Simple Queue, sesuai namanya, Jenis Queue ini memang
sederhana, namun memiliki kelemahan, kadangkala terjadi kebocoran bandwidth
atau bandwidthnya tidak secara real di monitor. Pemakaian untuk 10 Client,
Queue jenis ini tidak masalah.
Diasumsikan Client ada sebanyak 15 client, dan masing-masing client diberi
jatah bandwidth minimum sebanyak 8kbps, dan maksimum 48kbps. Sedangkan
Bandwidth totalnya sebanyak 192kbps. Untuk upstream tidak diberi rule,
berarti masing-masing client dapat menggunakan bandwidth uptream secara
maksimum. Perhatikan perintah priority, range priority di Mikrotik sebanyak
delapan. Berarti dari 1 sampai 8, priority 1 adalah priority tertinggi,
sedangkan priority 8 merupakan priority terendah.
Berikut Contoh kongirufasinya.
——————————————————————————–
/ queue simple
add name=”trafikshaping” target-addresses=192.168.0.0/27 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=none priority=1 queue=default/default
limit-at=0/64000 max-limit=0/192000 total-queue=default disabled=no
add name=”01″ target-addresses=192.168.0.1/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”02″ target-addresses=192.168.0.2/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”03″ target-addresses=192.168.0.3/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”04″ target-addresses=192.168.0.4/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”10″ target-addresses=192.168.0.25/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”05″ target-addresses=192.168.0.5/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”06″ target-addresses=192.168.0.6/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”07″ target-addresses=192.168.0.7/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”08″ target-addresses=192.168.0.8/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”09″ target-addresses=192.168.0.9/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”10″ target-addresses=192.168.0.10/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”11″ target-addresses=192.168.0.11/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”12″ target-addresses=192.168.0.12/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”13″ target-addresses=192.168.0.13/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”14″ target-addresses=192.168.0.14/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
add name=”15″ target-addresses=192.168.0.15/32 dst-address=0.0.0.0/0
interface=all parent=trafikshaping priority=1 queue=default/default
limit-at=0/8000 max-limit=0/48000 total-queue=default disabled=no
Perintah diatas karena dalam bentuk command line, bisa juga di copy
paste, selanjutnya di paste saja ke consol mikrotiknya. ingat lihat
dulu path atau direktory aktif. Silahkan dipaste saja, kalau posisi
direktorynya di Root.
——————————————————————-
Terminal vt102 detected, using multiline input mode
[admin@mikrotik] >
——————————————————————
Pilihan lain metode bandwidth manajemen ini, kalau seandainya ingin
bandwidth tersebut dibagi sama rata oleh Mikrotik, seperti bandwidth
256kbps downstream dan 256kbps upstream. Sedangkan client yang akan
mengakses sebanyak 10 client, maka otomatis masing-masing client
mendapat jatah bandwidth upstream dan downstream sebanyak 256kbps
dibagi 10. Jadi masing-masing dapat 25,6kbps. Andaikata hanya 2 Client
yang mengakses maka masing-masing dapat 128kbps.
Untuk itu dipakai type PCQ (Per Connection Queue), yang bisa secara
otomatis membagi trafik per client. Tentang jenis queue di mikrotik
ini dapat dibaca pada manualnya di http://www.mikrotik.com/testdocs/
ros/2.9/root/queue.php.
Sebelumnya perlu dibuat aturan di bagian MANGLE. Seperti :
——————————————————————–
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.0.0/27
action=mark-connection new-connection-mark=users-con
/ip firewall mangle add connection-mark=users-con action=mark-packet
new-packet-mark=users chain=forward
———————————————————————-
Karena type PCQ belum ada, maka perlu ditambah, ada 2 type PCQ ini.
Pertama diberi nama pcq-download, yang akan mengatur semua trafik
melalui alamat tujuan/destination address. Trafik ini melewati
interface Local. Sehingga semua traffik download/downstream yang
datang dari jaringan 192.168.0.0/27 akan dibagi secara otomatis.
Tipe PCQ kedua, dinamakan pcq-upload, untuk mengatur semua trafik upstream
yang berasal dari alamat asal/source address. Trafik ini melewati
interface public. Sehingga semua traffik upload/upstream yang berasal
dari jaringan 192.168.0.0/27 akan dibagi secara otomatis.
Perintah:
————————————————————————-
/queue type add name=pcq-download kind=pcq pcq-classifier=dst-address
/queue type add name=pcq-upload kind=pcq pcq-classifier=src-address
————————————————————————-
Setelah aturan untuk PCQ dan Mangle ditambahkan, sekarang untuk aturan
pembagian trafiknya. Queue yang dipakai adalah Queue Tree, Yaitu:
————————————————————————-
/queue tree add parent=Local queue=pcq-download packet-mark=users
/queue tree add parent=Public queue=pcq-upload packet-mark=users
————————————————————————-
Perintah diatas mengasumsikan, kalau bandwidth yang diterima dari provider
Internet berflukstuasi atau berubah-rubah. Jika kita yakin bahwa bandwidth
yang diterima, misalkan dapat 256kbs downstream, dan 256kbps upstream, maka
ada lagi aturannya, seperti :
Untuk trafik downstreamnya :
————————————————————————
/queue tree add name=Download parent=Local max-limit=256k
/queue tree add parent=Download queue=pcq-download packet-mark=users
————————————————————————-
Dan trafik upstreamnya :
—————————————————————————
/queue tree add name=Upload parent=Public max-limit=256k
/queue tree add parent=Upload queue=pcq-upload packet-mark=users
—————————————————————————
–[8]– Monitor MRTG via Web
Fasilitas ini diperlukan untuk monitoring trafik dalam bentuk grafik, dapat
dilihat dengan menggunakan browser. MRTG (The Multi Router Traffic Grapher)
telah dibuild sedemikian rupa, sehingga memudahkan kita memakainya. Telah
tersedia dipaket dasarnya.
Contoh konfigurasinya
————————————————————————-
/ tool graphing
set store-every=5min
/ tool graphing interface
add interface=all allow-address=0.0.0.0/0 store-on-disk=yes disabled=no
—————————————————————————
Perintah diatas akan menampilkan grafik dari trafik yang melewati interface
jaringan baik berupa Interface Public dan Interface Local, yang dirender
setiap 5 menit sekali. Juga dapat diatur Alamat apa saja yang dapat mengakses
MRTG ini, pada parameter allow-address.
–[9]– Keamanan di Mikrotik
Setelah beberapa Konfigurasi diatas telah disiapkan, tentu tidak lupa kita
perhatikan keamanan dari Mesin gateway Mikrotik ini, ada beberapa fasilitas
yang dipergunakan. Dalam hal ini akan dibahas tentang Firewallnya. Fasilitas
Firewall ini secara pringsip serupa dengan IP TABLES di Gnu/Linux hanya saja
beberapa perintah telah di sederhanakan namun berdaya guna.
Di Mikrotik perintah firewall ini terdapat dalam modus IP, yaitu
[admin@routerku] > /ip firewall
Terdapat beberapa packet filter seperti mangle, nat, dan filter.
————————————————————————-
[admin@routerku] ip firewall> ?
Firewall allows IP packet filtering on per packet basis.
.. — go up to ip
mangle/ — The packet marking management
nat/ — Network Address Translation
connection/ — Active connections
filter/ — Firewall filters
address-list/ –
service-port/ — Service port management
export –
————————————————————————–
Untuk kali ini kita akan lihat konfigurasi pada ip firewall filternya.
Karena Luasnya parameter dari firewall filter ini untuk pembahasan Firewall
Filter selengkapnya dapat dilihat pada manual mikrotik, di
http://www.mikrotik.com/testdocs/ros/2.9/ip/filter.php
Konfigurasi dibawah ini dapat memblokir beberapa Trojan, Virus, Backdoor
yang telah dikenali sebelumnya baik Nomor Port yang dipakai serta Protokolnya.
Juga telah di konfigurasikan untuk menahan Flooding dari Jaringan Publik dan
jaringan Lokal. Serta pemberian rule untuk Access control agar, Rentang
jaringan tertentu saja yang bisa melakukan Remote atau mengakses service
tertentu terhadap Mesin Mikrotik kita.
Contoh Aplikasi Filternya
—————————————————————————–
/ ip firewall filter
add chain=input connection-state=invalid action=drop comment=”Drop Invalid
connections” disabled=no
add chain=input src-address=!192.168.0.0/27 protocol=tcp src-port=1024-65535
dst-port=8080 action=drop comment=”Block to Proxy” disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=12667 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=27665 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=31335 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=27444 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=34555 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=udp dst-port=35555 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=27444 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=27665 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=31335 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=31846 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=34555 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input protocol=tcp dst-port=35555 action=drop comment=”Trinoo”
disabled=no
add chain=input connection-state=established action=accept comment=”Allow
Established connections” disabled=no
add chain=input protocol=udp action=accept comment=”Allow UDP” disabled=no
add chain=input protocol=icmp action=accept comment=”Allow ICMP” disabled=no
add chain=input src-address=192.168.0.0/27 action=accept comment=”Allow access
to router from known network” disabled=no
add chain=input action=drop comment=”Drop anything else” disabled=no
add chain=forward protocol=tcp connection-state=invalid action=drop
comment=”drop invalid connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=established action=accept comment=”allow
already established connections” disabled=no
add chain=forward connection-state=related action=accept comment=”allow
related connections” disabled=no
add chain=forward src-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=0.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward src-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=127.0.0.0/8 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward src-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward dst-address=224.0.0.0/3 action=drop comment=”" disabled=no
add chain=forward protocol=tcp action=jump jump-target=tcp comment=”"
disabled=no
add chain=forward protocol=udp action=jump jump-target=udp comment=”"
disabled=no
add chain=forward protocol=icmp action=jump jump-target=icmp comment=”"
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP”
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=111 action=drop comment=”deny RPC
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=135 action=drop comment=”deny RPC
portmapper” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT”
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=445 action=drop comment=”deny cifs”
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS”
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=12345-12346 action=drop comment=”deny
NetBus” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=20034 action=drop comment=”deny NetBus”
disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=3133 action=drop comment=”deny
BackOriffice” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=67-68 action=drop comment=”deny DHCP”
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=69 action=drop comment=”deny TFTP”
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=111 action=drop comment=”deny PRC
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=135 action=drop comment=”deny PRC
portmapper” disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=137-139 action=drop comment=”deny NBT”
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=2049 action=drop comment=”deny NFS”
disabled=no
add chain=udp protocol=udp dst-port=3133 action=drop comment=”deny
BackOriffice” disabled=no
add chain=input protocol=tcp psd=21,3s,3,1 action=add-src-to-address-list
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”Port
scanners to list ” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners”
address-list-timeout=2w comment=”NMAP FIN Stealth scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn action=add-src-to-address-list
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”SYN/FIN
scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=syn,rst action=add-src-to-address-list
address-list=”port scanners” address-list-timeout=2w comment=”SYN/RST
scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,psh,urg,!syn,!rst,!ack
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners”
address-list-timeout=2w comment=”FIN/PSH/URG scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=fin,syn,rst,psh,ack,urg
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners”
address-list-timeout=2w comment=”ALL/ALL scan” disabled=no
add chain=input protocol=tcp tcp-flags=!fin,!syn,!rst,!psh,!ack,!urg
action=add-src-to-address-list address-list=”port scanners”
address-list-timeout=2w comment=”NMAP NULL scan” disabled=no
add chain=input src-address-list=”port scanners” action=drop comment=”dropping
port scanners” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=0:0 action=accept comment=”drop
invalid connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:0 action=accept comment=”allow
established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=3:1 action=accept comment=”allow
already established connections” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=4:0 action=accept comment=”allow
source quench” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=8:0 action=accept comment=”allow
echo request” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=11:0 action=accept comment=”allow
time exceed” disabled=no
add chain=icmp protocol=icmp icmp-options=12:0 action=accept comment=”allow
parameter bad” disabled=no
add chain=icmp action=drop comment=”deny all other types” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=25 action=reject
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=25 action=reject
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=tcp dst-port=110 action=reject
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=110 action=reject
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
add chain=tcp protocol=udp dst-port=110 action=reject
reject-with=icmp-network-unreachable comment=”Smtp” disabled=no
—————————————————————————–
–[10.1]– Service dan Melihat Service yang Aktif dengan PortScanner
Untuk memastikan Service apa saja yang aktif di Mesin mikrotik, perlu kita
pindai terhadap port tertentu, seandainya ada service yang tidak dibutuhkan,
sebaiknya dimatikan saja.
Untuk menonaktifkan dan mengaktifkan servise, perintah adalah :
Kita periksa dahulu service apa saja yang aktif
———————————————————————————-
[admin@routerku] > ip service
[admin@routerku] ip service> print
Flags: X – disabled, I – invalid
#   NAME                                  PORT  ADDRESS            CERTIFICATE
0 X telnet                                23    0.0.0.0/0
1   ftp                                   21    0.0.0.0/0
2   www                                   80    0.0.0.0/0
3   ssh                                   22    0.0.0.0/0
4   www-ssl                               443   0.0.0.0/0          none
[admin@routerku] ip service>
———————————————————————————-
Misalkan service FTP akan dinonaktifkan, yaitu di daftar diatas terletak pada
nomor 1 (lihat bagian Flags) maka :
———————————————————————————
[admin@routerku] ip service> set 1 disabled=yes
———————————————————————————
Perlu kita periksa lagi,
———————————————————————————
[admin@routerku] ip service> print
Flags: X – disabled, I – invalid
#   NAME                                  PORT  ADDRESS            CERTIFICATE
0 X telnet                                23    0.0.0.0/0
1 X ftp                                   21    0.0.0.0/0
2   www                                   80    0.0.0.0/0
3   ssh                                   22    0.0.0.0/0
4   www-ssl                               443   0.0.0.0/0          none
[admin@router.dprd.provinsi] ip service>
———————————————————————————
Sekarang service FTP telah dinonaktifkan.
Dengan memakai tool nmap kita dapat mencek port apa saja yang aktif pada mesin
gateway yang telah dikonfigurasikan.
Perintah : nmap -vv -sS -sV -P0 192.168.0.30
Hasil :
————————————————————————————-
Starting Nmap 4.20 ( http://insecure.org ) at 2007-04-04 19:55 SE Asia Standard Time
Initiating ARP Ping Scan at 19:55
Scanning 192.168.0.30 [1 port]
Completed ARP Ping Scan at 19:55, 0.31s elapsed (1 total hosts)
Initiating Parallel DNS resolution of 1 host. at 19:55
Completed Parallel DNS resolution of 1 host. at 19:55, 0.05s elapsed
Initiating SYN Stealth Scan at 19:55
Scanning  192.168.0.30 [1697 ports]
Discovered open port 22/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 53/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 80/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 21/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 3986/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 2000/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 8080/tcp on 192.168.0.30
Discovered open port 3128/tcp on 192.168.0.30
Completed SYN Stealth Scan at 19:55, 7.42s elapsed (1697 total ports)
Initiating Service scan at 19:55
Scanning 8 services on 192.168.0.30
Completed Service scan at 19:57, 113.80s elapsed (8 services on 1 host)
Host  192.168.0.30 appears to be up … good.
Interesting ports on 192.168.0.30:
Not shown: 1689 closed ports
PORT     STATE SERVICE         VERSION
21/tcp   open  ftp             MikroTik router ftpd 2.9.27
22/tcp   open  ssh             OpenSSH 2.3.0 mikrotik 2.9.27 (protocol 1.99)
53/tcp   open  domain?
80/tcp   open  http            MikroTik router http config
2000/tcp open  callbook?
3128/tcp open  http-proxy      Squid webproxy 2.5.STABLE11
3986/tcp open  mapper-ws_ethd?
8080/tcp open  http-proxy      Squid webproxy 2.5.STABLE11
2 services unrecognized despite returning data. If you know the service/version,
please submit the following fingerprints at
http://www.insecure.org/cgi-bin/servicefp-submit.cgi :
==============NEXT SERVICE FINGERPRINT (SUBMIT INDIVIDUALLY)==============
SF-Port53-TCP:V=4.20%I=7%D=4/4%Time=4613A03C%P=i686-pc-windows-windows%r(D
SF:NSVersionBindReq,E,”x0c�x06x81x84��������″)%r(DNSStatusR
SF:equest,E,”x0c��x90x84��������″);
==============NEXT SERVICE FINGERPRINT (SUBMIT INDIVIDUALLY)==============
SF-Port2000-TCP:V=4.20%I=7%D=4/4%Time=4613A037%P=i686-pc-windows-windows%r
SF:(NULL,4,”x01���″)%r(GenericLines,4,”x01���″)%r(GetRequest,18,”
SF:x01���x02���d?xe4{x9dx02x1axccx8bxd1Vxb2Fxff9xb0″)%r(
SF:HTTPOptions,18,”x01���x02���d?xe4{x9dx02x1axccx8bxd1Vx
SF:b2Fxff9xb0″)%r(RTSPRequest,18,”x01���x02���d?xe4{x9dx02x
SF:1axccx8bxd1Vxb2Fxff9xb0″)%r(RPCCheck,18,”x01���x02���d?
SF:xe4{x9dx02x1axccx8bxd1Vxb2Fxff9xb0″)%r(DNSVersionBindReq,18,”
SF:x01���x02���d?xe4{x9dx02x1axccx8bxd1Vxb2Fxff9xb0″)%r(
SF:DNSStatusRequest,4,”x01���″)%r(Help,4,”x01���″)%r(X11Probe,4,”
SF:x01���″)%r(FourOhFourRequest,18,”x01���x02���xb9x15&xf1A
SF:]+x11nxf6x9bxa0,xb0xe1xa5″)%r(LPDString,4,”x01���″)%r(LDAP
SF:BindReq,4,”x01���″)%r(LANDesk-RC,18,”x01���x02���xb9x15&
SF:xf1A]+x11nxf6x9bxa0,xb0xe1xa5″)%r(TerminalServer,4,”x01��
SF:0″)%r(NCP,18,”x01���x02���xb9x15&xf1A]+x11nxf6x9bxa0,
SF:xb0xe1xa5″)%r(NotesRPC,18,”x01���x02���xb9x15&xf1A]+x1
SF:1nxf6x9bxa0,xb0xe1xa5″)%r(NessusTPv10,4,”x01���″);
MAC Address: 00:90:4C:91:77:02 (Epigram)
Service Info: Host: routerku; Device: router
Service detection performed. Please report any incorrect results at
http://insecure.org/nmap/submit/ .
Nmap finished: 1 IP address (1 host up) scanned in 123.031 seconds
Raw packets sent: 1706 (75.062KB) | Rcvd: 1722 (79.450KB)
—————————————————————————
Dari hasil scanning tersebut dapat kita ambil kesimpulan, bahwa service dan
port yang aktif adalah FTP dalam versi MikroTik router ftpd 2.9.27. Untuk
SSH dengan versi OpenSSH 2.3.0 mikrotik 2.9.27 (protocol 1.99). Serta Web
proxy memakai Squid dalam versi Squid webproxy 2.5.STABLE11.
Tentu saja pihak vendor mikrotik telah melakukan patch terhadap Hole atau
Vulnerabilities dari Versi Protocol diatas.
–[10.2]– Tool administrasi Jaringan
Secara praktis terdapat beberapa tool yang dapat dimanfaatkan dalam mela
kukan troubleshooting jaringan, seperti tool ping, traceroute, SSH, dll.
Beberapa tool yang sering digunakan nantinya dalam administrasi sehari-hari
adalah :
o Telnet
o SSH
o Traceroute
o Sniffer
a. Telnet
Perintah remote mesin ini hampir sama penggunaan dengan telnet yang ada
di Linux atau Windows.
[admin@routerku] > system telnet ?
Perintah diatas untuk melihat sekilias paramater apa saja yang ada. Misalnya
mesin remote dengan ip address 192.168.0.21 dan port 23. Maka
[admin@routerku] > system telnet 192.168.0.21
Penggunaan telnet sebaiknya dibatasi untuk kondisi tertentu dengan alasan
keamanan, seperti kita ketahui, packet data yang dikirim melalui telnet
belum di enskripsi. Agar lebih amannya kita pergunakan SSH.
b. SSH
Sama dengan telnet perintah ini juga diperlukan dalam remote mesin, serta
pringsipnya sama juga parameternya dengan perintah di Linux dan Windows.
[admin@routerku] > system ssh 192.168.0.21
Parameter SSH diatas, sedikit perbedaan dengan telnet. Jika lihat helpnya
memiliki parameter tambahan yaitu user.
——————————————————————————
[admin@routerku] > system ssh ?
The SSH feature can be used with various SSH Telnet clients to securely connect
to and administrate the router


user — User name
port — Port number[admin@routerku] >
——————————————————————————
Misalkan kita akan melakukan remote pada suatu mesin dengan sistem
operasinya Linux, yang memiliki Account, username Root dan Password
123456 pada Address 66.213.7.30. Maka perintahnya,
—————————————————————————–
[admin@routerku] > system ssh 66.213.7.30 user=root
root@66.213.7.30′s password:
—————————————————————————-
c. Traceroute
Mengetahui hops atau router apa saja yang dilewati suatu packet sampai packet
itu terkirim ke tujuan, lazimnya kita menggunakan traceroute. Dengan tool ini
dapat di analisa kemana saja route dari jalannya packet.
Misalkan ingin mengetahui jalannya packet yang menuju server yahoo, maka:
—————————————————————————-
[admin@routerku] > tool traceroute yahoo.com  ADDRESS  STATUS
1 63.219.6.nnn    00:00:00 00:00:00 00:00:00
2 222.124.4.nnn   00:00:00 00:00:00 00:00:00
3 192.168.34.41   00:00:00 00:00:00 00:00:00
4 61.94.1.253     00:00:00 00:00:00 00:00:00
5 203.208.143.173 00:00:00 00:00:00 00:00:00
6 203.208.182.5   00:00:00 00:00:00 00:00:00
7 203.208.182.114 00:00:00 00:00:00 00:00:00
8 203.208.168.118 00:00:00 00:00:00 00:00:00
9 203.208.168.134  timeout 00:00:00 00:00:00
10 216.115.101.34  00:00:00  timeout  timeout
11 216.115.101.129  timeout  timeout 00:00:00
12 216.115.108.1    timeout  timeout 00:00:00
13 216.109.120.249 00:00:00 00:00:00 00:00:00
14 216.109.112.135 00:00:00  timeout  timeout
——————————————————————————
d. Sniffer
Kita dapat menangkap dan menyadap packet-packet yang berjalan
di jaringan kita, tool ini telah disediakan oleh Mikrotik yang berguna
dalam menganalisa trafik.
—————————————————————————-
[admin@routerku] > tool sniffer
Packet sniffering
.. — go up to tool
start — Start/reset sniffering
stop — Stop sniffering
save — Save currently sniffed packets
packet/ — Sniffed packets management
protocol/ — Protocol management
host/ — Host management
connection/ — Connection management
print –
get — get value of property
set –
edit — edit value of property
export –
—————————————————————————-
Untuk memulai proses sniffing dapat menggunakan perintah Start, sedangkan
menghentikannya dapat menggunaka perintah Stop.
[admin@routerku] > tool sniffer start

gemapaluta

Hot:
MEDAN | OB – Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Padang Lawas Utara (GEMA PALUTA), siang tadi, menggelar unjukrasa di depan gedung DPRD Sumut.
Kedatangan para mahasiswa tersebut guna meminta kepada dewan untuk menyoroti kinerja Bupati Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).
Massa menilai, selama lebih kurang 3 tahun perjalanan pemerintahan Paluta, sama sekali tidak tampak perubahan secara signifikan apalagi merealisasikan apa yang selama ini cita-citakan rakyat di Paluta, dan
diharapkan oleh rakyat.
Hal inilah yang menjadi alasan puluhan mahasiswa asal Paluta mendatangi gedung dewan dengan harapan segala keluhan mereka mendapat respon oleh anggota dewan dan segera melakukan
penindakan.
Selain mengkritik pemerintahan Paluta, massa juga menghujat pemerintahan Pemkab tersebut, karena dianggap telah mengangkangi hati nurani rakyat Paluta dengan berbagai poster yang bertuliskan berbagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap kinerja Bupati Paluta, Bahrum Harahap.
“Gubernur Sumatera Utara diminta untuk membatalkan Perda No 5 tahun 2010 tentang APBD,” ujar massa.
Hingga laporan ini dilansir, para demonstran masih bertahan di depan gedung dewan sampai pernyataan mereka ditanggapi pihak dewan. [hmt]

mikrokontrollel

ADuC832 Controller Board Introducing our most powerful Controller Board yet, the new ADUC Controller Board. Featuring the ADuC832 from Analog Devices as the main processor. This new microcontroller incorporates a huge 64k of reprogrammable Flash Program Memory, together with 4k of Data Flash Memory and 256 Bytes for general purpose RAM. Program Memory can be easily programmed in-circuit with easy to use software and download tools. This microcontroller also includes 8 channels of 12-bit Analog-Digital Convertors with high conversion speed and excellent accuracy. Together with 2-channels of 12-bit Digital-to-Analogue convertors and PWM outputs. The ADuC832 is one of the most powerful microcontrollers on the market and is ideal for applications requiring high accuracy measuring of analogue real world signals. To support this microcontroller, we have included provision for storage of up to 1Mbyte of data, with the 628512 RAM chips with Back-up. Together with a Real Time Clock, Serial EE

Since machine translation is not as good as human translation, we give you three alternative translations. Feel free to choose the best. Please wait a moment while loading the result.

English to Indonesian (Alternative 1)
ADuC832 Controller Memperkenalkan paling kuat kami Dewan Dewan Controller lagi, baru ADUC Controller Board. Menampilkan ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler ini baru menggabungkan 64k memori program yang besar reprogrammable Flash, bersama dengan 4k Flash Memory Data dan 256 Bytes RAM untuk tujuan umum. Program memori dapat diprogram dengan mudah di-sirkuit dengan mudah menggunakan perangkat lunak dan alat-download. mikrokontroler ini juga mencakup 8 channel Analog-Digital Converter 12-bit dengan kecepatan konversi tinggi dan akurasi yang sangat baik. Bersama dengan saluran 2-dari konverter digital-ke-Analog output PWM 12-bit. Apa ADuC832 adalah salah satu mikrokontroler paling kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan akurasi tinggi mengukur sinyal analog dunia nyata. Kondisi Untuk mendukung mikrokontroler ini, kami telah memasukkan untuk penyimpanan hingga data 1Mbyte, dengan RAM chip 628.512 dengan back-up. Bersama dengan Real Time Clock, Serial EE

English to Indonesian (Alternative 2)
ADuC832 Controller Controller Dewan Dewan Memperkenalkan paling kuat namun kami, baru Komisi Controller ADUC. Dibintangi ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler baru ini mengintegrasikan 64K besar memori program Flash reprogrammable, dengan 4 k memori flash dan 256 byte RAM tujuan umum. Memori program dapat dengan mudah diprogram ke dalam sistem dengan perangkat lunak mudah digunakan dan download tools. mikrokontroler ini juga mencakup 8 saluran konversi analog-digital dengan kecepatan tinggi 12-bit dan presisi yang sangat baik. Dengan 2-channel digital-analog konverter 12-bit dan output PWM. The ADuC832 adalah mikrokontroler lebih kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan sinyal analog akurasi yang tinggi dari dunia nyata. Untuk mendukung mikrokontroler, kami telah memasukkan ketentuan untuk menyimpan sampai dengan 1Mbyte data dengan chip RAM dengan 628.512 back-up. Dengan jam real time, Seri EE

English to Indonesian (Alternative 3)


ADuC832 pengontrol kartu pengenalan kartu controller bahkan lebih kuat kami, pengendali baru papan ADUC. Dengan ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler ini memiliki fitur k 64 besar memori program Flash reprogrammable, bersama dengan 4 memori k Flash dan 256 byte RAM tujuan umum. Memori program dapat dengan mudah diprogram dalam rangkaian dengan perangkat lunak yang user-friendly dan alat download. mikrokontroler ini juga mencakup analog 8-channel untuk konverter digital 12 bit dengan kecepatan konversi yang tinggi dan presisi yang sangat baik. Bersama dengan 2-channel konverter digital-ke-analog 12-bit dan output PWM. Yang ADuC832 adalah salah satu mikrokontroler paling kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan pengukuran presisi tinggi sinyal analog dunia nyata. Untuk mendukung mikrokontroler ini, kami telah memasukkan ketentuan untuk penyimpanan hingga 1Mbyte data dengan chip RAM dengan 628.512 cadangan. Seiring dengan Real Time Clock, Serial EE

mikro kuntrollel

Mikrocontroller AVR ATMega 8535/16

Pada postingan kali ini saya akan menjelaskan spesifikasi mikrocontroller yang dapat digunakan kedalam berbagai aplikasi seperti pembagian jatah internet pada modem speedy,robotika,kendali kelas ringan dan banyak lagi.
Kenapa banyak orang yang memilih AVR ATMega 8535/16 dari pada Microcontroller jenis lain??
Jawabannya adalah jenis ini dapat dengan mudah ditemukan dan mudah pula dalam pengaplikasiannya karena fitur yang ada didalamnya sudah sangat kompleks dan mudah dipakai.
Berikut Spesifikasi AVR ATMega 8535/16

AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock.

AVR atau sebuah kependekan dari Alf and Vegard’s Risc Processor merupakan chip mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas :

    * ATtiny
    * ATMega
    * AT90Sxx
    * AT86RFxx

Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas memori, peripheral, dan fungsinya. Dalam hal arsitektur maupun instruksinya, hampir idak ada perbedaan sama sekali. Dalam hal ini ATMEGA8535 dapat beroperasi pada kecepatan maksimal 16MHz serta memiliki 6 pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.

Arsitektur ATMEGA8535

(gambar arsitektur ATMEGA8535)

Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari :

    * 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C, dan Port D)
    * 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter)
    * 4 channel PWM
    * 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended
       Standby
    * 3 buah timer/counter
    * Analog comparator
    * Watchdog timer dengan osilator internal
    * 512 byte SRAM
    * 512 byte EEPROM
    * 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write
    * Unit interupsi (internal & eksternal)
    * Port antarmuka SPI8535 “memory map”
    * Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps
    * 4.5 sampai 5.5V operation, 0 sampai 16MHz

Konfigurasi pin ATMEGA8535


(gambar IC plus pin-pinnya)

    * VCC = pin masukan catu daya
    * GND = pin ground
    * Port A (PA0 – PA7) = pin I/O (bidirectional), pin ADC
    * Port B (PB0 – PB7) = pin I/O (bidirectional), pin timer/counter, analog comparator, SPI
    * Port C (PC0 – PC7) = pin I/O (bidirectional), TWI, analog comparator, Timer Oscilator
    * Port D (PD0 – PD7) = pin I/O (bidirectional), analog comparator, interupsi eksternal, USART
    * RESET = pin untuk me-reset mikrokontroler
    * XTAL1 & XTAL2 = pin untuk clock eksternal
    * AVCC = pin input tegangan ADC
    * AREF = pin input tegangan referensi ADC

mikrokontrollel









 ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara masal pada tahun 2006. Karena merupakan keluarga AVR, maka ATMega8535 juga menggunakan arsitektur RISC.
Keterangan Singkat AVR ATMega8535
Secara singkat, ATMega8535 memiliki beberapa kemampuan:
  1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
  2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
  3. Memiliki ADC (Pengubah analog-ke-digital) internal dengan ketelitian 10 bit sebanyak 8 saluran.
  4. Memiliki PWM (Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran.
  5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
  6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.
Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk model PDIP, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC. Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah
  1. VCC untuk tegangan pencatu daya positif.
  2. GND untuk tegangan pencatu daya negatif.
  3. PortA (PA0 – PA7) sebagai port Input/Output dan memiliki kemampuan lain yaitu sebagai input untuk ADC
  4. PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain.
  5. PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output untuk ATMega8535.
  6. PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain.
  7. RESET untuk melakukan reset program dalam mikrokontroler.
  8. XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit sinyal clock.
  9. AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC.
  10. AREF untuk pin tegangan referensi ADC.
Pengisian Program pada Mikrokontroler AVR
Untuk melakukan pemrograman dalam mikrokontroler AVR, Atmel telah menyediakan software khusus yang dapat diunduh dari website resmi Atmel. Software tersebut adalah AVRStudio. Software ini menggunakan bahasa assembly sebagai bahasa perantaranya. Selain AVRStudio, ada beberapa software pihak ketiga yang dapat digunakan untuk membuat program pada AVR. Software dari pihak ketiga ini menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti bahasa C, Java, atau Basic. Untuk melakukan pemindahan dari komputer ke dalam chip, dapat digunakan beberapa cara seperti menggunakan kabel JTAG atau menggunakan STK buatan Atmel.

mikro controllel atminda

ADuC832 Controller Board Introducing our most powerful Controller Board yet, the new ADUC Controller Board. Featuring the ADuC832 from Analog Devices as the main processor. This new microcontroller incorporates a huge 64k of reprogrammable Flash Program Memory, together with 4k of Data Flash Memory and 256 Bytes for general purpose RAM. Program Memory can be easily programmed in-circuit with easy to use software and download tools. This microcontroller also includes 8 channels of 12-bit Analog-Digital Convertors with high conversion speed and excellent accuracy. Together with 2-channels of 12-bit Digital-to-Analogue convertors and PWM outputs. The ADuC832 is one of the most powerful microcontrollers on the market and is ideal for applications requiring high accuracy measuring of analogue real world signals. To support this microcontroller, we have included provision for storage of up to 1Mbyte of data, with the 628512 RAM chips with Back-up. Together with a Real Time Clock, Serial EE

Since machine translation is not as good as human translation, we give you three alternative translations. Feel free to choose the best. Please wait a moment while loading the result.

English to Indonesian (Alternative 1)
ADuC832 Controller Memperkenalkan paling kuat kami Dewan Dewan Controller lagi, baru ADUC Controller Board. Menampilkan ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler ini baru menggabungkan 64k memori program yang besar reprogrammable Flash, bersama dengan 4k Flash Memory Data dan 256 Bytes RAM untuk tujuan umum. Program memori dapat diprogram dengan mudah di-sirkuit dengan mudah menggunakan perangkat lunak dan alat-download. mikrokontroler ini juga mencakup 8 channel Analog-Digital Converter 12-bit dengan kecepatan konversi tinggi dan akurasi yang sangat baik. Bersama dengan saluran 2-dari konverter digital-ke-Analog output PWM 12-bit. Apa ADuC832 adalah salah satu mikrokontroler paling kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan akurasi tinggi mengukur sinyal analog dunia nyata. Kondisi Untuk mendukung mikrokontroler ini, kami telah memasukkan untuk penyimpanan hingga data 1Mbyte, dengan RAM chip 628.512 dengan back-up. Bersama dengan Real Time Clock, Serial EE

English to Indonesian (Alternative 2)
ADuC832 Controller Controller Dewan Dewan Memperkenalkan paling kuat namun kami, baru Komisi Controller ADUC. Dibintangi ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler baru ini mengintegrasikan 64K besar memori program Flash reprogrammable, dengan 4 k memori flash dan 256 byte RAM tujuan umum. Memori program dapat dengan mudah diprogram ke dalam sistem dengan perangkat lunak mudah digunakan dan download tools. mikrokontroler ini juga mencakup 8 saluran konversi analog-digital dengan kecepatan tinggi 12-bit dan presisi yang sangat baik. Dengan 2-channel digital-analog konverter 12-bit dan output PWM. The ADuC832 adalah mikrokontroler lebih kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan sinyal analog akurasi yang tinggi dari dunia nyata. Untuk mendukung mikrokontroler, kami telah memasukkan ketentuan untuk menyimpan sampai dengan 1Mbyte data dengan chip RAM dengan 628.512 back-up. Dengan jam real time, Seri EE

English to Indonesian (Alternative 3)
ADuC832 pengontrol kartu pengenalan kartu controller bahkan lebih kuat kami, pengendali baru papan ADUC. Dengan ADuC832 dari Analog Devices sebagai prosesor utama. Mikrokontroler ini memiliki fitur k 64 besar memori program Flash reprogrammable, bersama dengan 4 memori k Flash dan 256 byte RAM tujuan umum. Memori program dapat dengan mudah diprogram dalam rangkaian dengan perangkat lunak yang user-friendly dan alat download. mikrokontroler ini juga mencakup analog 8-channel untuk konverter digital 12 bit dengan kecepatan konversi yang tinggi dan presisi yang sangat baik. Bersama dengan 2-channel konverter digital-ke-analog 12-bit dan output PWM. Yang ADuC832 adalah salah satu mikrokontroler paling kuat di pasar dan sangat ideal untuk aplikasi yang memerlukan pengukuran presisi tinggi sinyal analog dunia nyata. Untuk mendukung mikrokontroler ini, kami telah memasukkan ketentuan untuk penyimpanan hingga 1Mbyte data dengan chip RAM dengan 628.512 cadangan. Seiring dengan Real Time Clock, Serial EE